Halaman

10 Fakta Tentang Gunugn Everest

Rabu, 11 Juni 2014 13:16:27
10 Hal yang Jarang Anda Ketahui Tentang Gunung Everest

Hal apa saja yang Anda ketahui tentang Gunung Everest? Gunung tertinggi di dunia? Ah itu sudah biasa. Terus apa lagi? Masih banyak lo fakta-fakta menarik tentang Gunung Everest yang jarang sekali diketahui oleh orang dan mungkin termasuk Anda. Nah, berikut 10 fakta-fakta tersebut!

10. Laba-laba Gunung
Laba-laba bernama latin Euophrys omnisuperstes lebih dikenal dengan sebutan laba-laba lompat Himalaya. Biasanya mereka bersembunyi di sudut atau celah-celah gunung Everest dan menjadi salah satu makhluk hidup yang menetap di tempat tertinggi di bumi itu. Pendaki melaporkan bahwa mereka tinggal di ketinggian 6700m atu setara 22.000 kaki.

9. Dua Orang yang Sudah Mendaki Sebanyak 21 Kali
Dua orang suku Sherpa bernama Apa Sherpa dan Phurba Tashi ini berhasil memecahkan rekor dunia karena telah mendaki gunung Everest sebanyak 21 kali. Phurba mencapai puncak dunia ini sebanyak tiga kali pada tahun 2007 saja, dan Apa telah berhasil mencapai puncak gunung tersebut hampir setiap tahun antara tahun 1990 hingga 2011. Apa mengatakan bahwa ia telah melihat perubahan ilmu pengasihan yang jelas pada Everest disebabkan oleh pemanasan global selama bertahun-tahun. Karena itu, Apa telah mendedikasikan beberapa pendakian Everest tersebut untuk meningkatkan kesadaran tentang perubahan iklim.

8. Pertikaian Tertinggi di Dunia
Pada 2013, pendaki Ueli Steck, Simone Moro, dan Jonathan Griffith mengalami pertikaian dengan penduduk lereng gunung Everest, suku Sherpa, setelah diduga mengabaikan perintah untuk menghentikan pendakian mereka. Para Sherpa menuduh mereka adalah penyebab longsor yang mengenai Sherpa lain. Para pendaki membantah tuduhan itu, dan konfrontasi berubah menjadi kekerasan. Para Sherpa menendang, meninju, dan memukul mereka dengan batu, dan Moro mengatakan salah satu Sherpa marah bahkan sempat mengancam akan membunuhnya.
Seorang pendaki asal Amerika, Melissa Arnot, memperingatkan ketiga orang tersebut untuk melarikan diri ke basecamp sebelum orang-orang Sherpa tersebut membentuk massa dan akan melempari mereke dengan batu sampai mati. Setelah kejadian itu, seorang pejabat tentara Nepal menjadi saksi atas kedua belah pihak untuk menandatangani perjanjian damai demi menyelesaikan perselisihan tersebut.

7. Sejarah 450 Juta Tahun Lalu
Meskipun Pegunungan Himalaya terbentuk 60 juta tahun yang lalu, batu kapur dan batu pasir di puncak gunung Everest tersbut pernah menjadi bagian dari lapisan sedimen di bawah permukaan laut 450 juta tahun yang lalu. Seiring waktu, batu-batu tersebut terdorong ke atas dengan kecepatan 11 cm per tahun hingga mencapai titik saat ini. Formasi teratas gunung Everest sekarang mengandung fosil laut dari makhluk laut dan kerang yang pernah berada dii laut sebelumnya. Penjelajah Noel Odell pertama kali menemukan fosil tertanam dalam batuan Everest pada tahun 1924, membuktikan bahwa gunung dulunya di bawah permukaan laut. Pengujian batu gunung Everest pertama kali dilakukan oleh pendaki Swiss pada tahun 1956 dan oleh tim pendaki Amerika pada tahun 1963.

6. Perdebatan Tentang Tinggi Gunung Everest
Berapa tinggi gunung Everest? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, China dan Nepal memiliki jawaban yang berbeda. China mengatakan bahwa tinggi gunung Everest adalah 8844 meter (29.016 kaki), sedangkan Nepal mengatakan 8.848 meter (29.029 kaki). Hal tersebut bisa terjadi karena China berpendapat bahwa gunung harus murni diukur dari ketinggian batu, tidak termasuk ketinggian salju di bagian paling atasnya. Sedangkan masyarakat internasional menghitung ketinggian gunung dengan mengikutsertakan salju yang terdapat di gunung tersebut. Setelah melalui perdebatan yang panjang, akhirnya kedua negara tersebut mencapai kesepakatan pada tahun 2010 dengan menetapkan ketinggian resmi yaitu 8.848 meter.

5. Gunung Everest Telah Bertambah Tinggi
Sebuah tim peneliti telah menemukan pada tahun 1994 bahwa gunung Everest terus tumbuh sekitar 4 milimeter (0,16 inchi) setiap tahunnya. Daratan Hindia awalnya merupakan daratan independen yang bertabrakan dengan Asia, membentuk Himalaya, dan lempengan benua tersebut masih bergerak hingga mendorong pegunungan untuk lebih tinggi. Peneliti dari Amerika Millennium Ekspedisi pada tahun 1999 menempatkan perangkat satelit global positioning bawah puncak untuk mengukur pertumbuhan
Peneliti dari Amerika bernama American Millennium Expedition pada tahun 1999 meletakkan sebuah perangkat satelit global yang diletakkan di bawah puncak untuk mengukur pertumbuhan gunung tersebut. Temuan tersebut dianggap lebih akurat karena telah menggunakan teknologi modern dan menyebabkan ketinggian gunung Everest diresmikan telah berubah menjadi 8.850 meter (29.035 kaki).

4. Memiliki Beberapa Nama
Meskipun kita tahu bahwa gunung tersebut bernama u2018Everestu2019, masyarakat Tibet menyebutnya dengan nama lain yaitu "Chomolungma" (juga dieja "Qomolangma") selama berabad-abad. Nama tersebut memiliki arti u201cDewi Dari Segala Gunungu201d. Selain itu masyarakat Nepal juga memiliki sebutan sendiri yaitu u201cSagarmathau201d yang berarti u201cKening Langitu201d, sehingga sampai saat ini gunung tersebut termasuk dalam u201cSagarmatha National Park" milik Nepal. Sedangkan nama u201cEverestu201d sendiri dibuat oleh inspektur asal Inggris bernama Andrew Waugh. Kata u201cEverestu201d diambil dari nama seorang Inspekstur Jenderal India George Everest, kepala tim Inggris yang pertama kali menyurvei pegunungan Himalaya.

3. Kemacetan Lalu Lintas Manusia
Meski membutuhkan biaya hingga ribuan dollar, tidak sedikit pendaki yang ingin menaklukan puncak gunung Everest. Pada tahun 2012, pendaki asal Jerman, Ralf Dujmovits, menangkap gambar mengejutkan yang menunjukkan ratusan pendaki antri untuk mencapai puncak. Pada tanggal 19 Mei 2012, pendaki berkerumun di satu landmark dekat puncak untuk mengantri selama dua jam. Dalam perjalanan yang memakan waktu hanya setengah hari itu, 234 orang berhasil mencapai puncak, dan empat orang dikabarkan meninggal. Pemerintah Nepal diminta untuk menambah tali baru untuk mengurangi kemacetan tersebut dan beberapa mendengan bahkan akan dibuat sebuah tangga permanen.

2. Gunung Paling Kotor di Dunia
Di balik keindahan dari gunung Everest, ternyata disana juga merupakan gunung paling kotor dunia. Benyaknya sampah yang mengotori disebabkan oleh pendaki yang tidak menbawa turun kembali kaleng-kaleng minuman dan makanan yang mereka bawa sebagi persediaan ketika mendaki. Tidak hanya itu, gunung Everest juga dikotori dengan botol oksigen, peralatan pendakian, kotoran manusia hingga mayat-mayat pendaki.
The Eco Everest Expedition telah menangani masalah gunung tersebut hingga saat ini sejak tahun 2008, dan mereka telah mengumpulkan lebih dari 13 ton sampah sejauh ini. Pemerintah Nepal juga telah diberlakukan aturan baru mulai tahun 2014 yaitu masing-masing pendaki harus membawa turun 8 kilogram (18 pon) sampah ketika mereka selesai mendaki, bila tidak mereka akan didenda sebesar 4000 $.

1. Bukan Gunung Tertinggi di Dunia
Seperti yang Anda tahu bahwa gunung Everest adalah gunung tertinggi di dunia. Namun hal itu tidak berlaku bila tinggi gunung dihitung dari tinggi secara keseluruhan atau tidak hanya dihitung dari permukaan laut saja. Mauna Kea, sebuah gunung berapi Hawaii tidak aktif, memegang rekor sebagai gunung tertinggi di dunia.
Mauna Kea hanya dapat mencapai ketinggian 4.205 meter (13.796 kaki) di atas permukaan laut dan memiliki kaki 6.000 meter (20.000 kaki) di bawah permukaan laut. Jadi bila diukur mulai dasar laut, Mauna Kea memiliki tinggi 10.200 meter (33.465 kaki) sehingga hampir satu mil lebih tinggi bahwa gunung Everest. Selain itu yang membuktikan bahwa Everest bukanlah gunung tertinggi di dunia adalah adanya gunung Chimborazo, di Ekuador. Meski tingginya hanya mencapai 6.267 meter (20.661 kaki) di atas permukaan laut, tetapi gunung tersebut terletak di titik tertinggi dari pusat yang tepat dari bumi. Hal ini karena Chimborazo terletak hanya satu derajat sebelah selatan khatulistiwa.


Dapatkan Sample GRATIS Produk sponsor di bawah ini, KLIK dan lihat caranya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar